Suatu ketika rumah pak SIMBAR MUKO begitu ramai didatangi para tetangga dan beberapa orang dari desa disekitarnya.Ternyata Pak SIMBAR MUKO akan memperbaiki rumahnya yang memang sudah rusak di beberapa bagian.Tanpa dikomando,orang-orang langsung mengerjakan segala pekerjaan yang ada.Setelah beberapa saat mereka bekerja,akhirnya mereka tahu,kayu sebagai bahan untuk memperbaiki rumah pak SIMBAR MUKO KURANG untuk beberapa bagian.Salah seorang yang ikut membantu disitu sebut saja KARTONO, akhirnya menemui pak SIMBAR MUKO dan menyampaikan hal kurangnya bahan,dan sekalian menawarkan kayu yang dia punya untuk ditebang dan digunakan sebagai bahan bangunan."Kalau memang pak KARTONO punya dan ingin diberikan pada saya,silahkan saja.....sebelum dan sesudahnya saya ucapkan banyak termakasih....."kata Pak SIMBAR MUKO smbil menepuk pundak pak KARTONO.
Satu masalah terselesaikan,datang satu masalah lagi.Untuk menebang kayu itu butuh sebuah kampak,dan waktu itu hanya PAK LURAHlah yang punya.Diceritakan bahwa PAK LURAH punya sifat sombong dan kurang menyenangkan denga masyarakatnya.
Akhirnya pak KARTONO pergi ke rumah PAK LURAH untuk meminjam kampak yang dibutuhkan.Benar saja,sama dengan sifatnya tiap hari yang sombong dan tidak menyenangkan,kedatangan pak KARTONO pun disambut dengan tidak menyenangkan.Setelah pak KATONO sedikit berbasa-basi dan menyampaikan maksud kedatangannya,PAK LURAH pun menjawab dengan sedikit marah,dan dengan nada sombong dia berkata, "Suruh datang sendiri yang butuh.......!!!!!".Dengan sangat kecewa, pak KARTONO kembali kerumah pak SIMBAR MUKO dan menyampaikan apa yang dikatakan PAK LURAH.Dengan sedikit pesimis pak SIMBAR MUKO datang sendiri kerumah PAK LURAH."PAK LURAH,maafkan kesalahan saya tadi karena tidak datang sendiri,padahal memang saya yang butuh kampak itu..."kata pak SIMBAR MUKO sambil menundukkan kepalanya.Tanpa menanggapi apa yang disampaikan pak SIMBAR MUKO,PAK LURAH dengan enaknya meninggalkan pak SIMBAR MUKO masuk kedalam rumahnya.Sesaat saja,PAK LURAH sudah keluar lagi dan membawa kampak yang dibutuhkan pak SIMBAR MUKO.Tidak lantas duduk dulu,PAK LURAH langsung menyodorkan kampak kearah pak SIMBAR MUKO,dan hanya tiga kata,dengan nada keras, "bawa....sana pulang.....!!!!"kata PAK LURAH sambil mengacungkan telunjuknya kearah pintu keluar.Dengan merunduk-runduk,diterimanya kampak itu oleh pak SIMBAR MUKO dan segera pulang.
Rasa takut yang begitu besar melanda pak SIMBAR MUKO.Bagaimana tidak.....,pegangan kampak(SANGKAL) dari kampak yang dipinjam dari PAK LURAH patah(PUTUNG).Beberapa hari kemudian barulah pak SIMBAR MUKO memberanikan diri datang kepada PAK LURAH untuk menyampaikan apa yang terjadi pada kampak yang dipinjamnya.
Betapa murkanya PAK LURAH mendapati pegangan kampaknya patah.Caci maki,umpatan dan berbagai kata-kata kotor keluar dari mulut PAK LURAH.Dengan badan gemetar pak SIMBAR MUKO memberanikan diri bicara, "Saya benar-benar minta maaf,tidak bisa menjaga barang pinjaman ini.Demi menebus kesalahan saya,sekarang saya menurut apa yang PAK LURAH kehendaki untuk kesalahan saya ini,mau diganti dengan uang atau saya ganti pegangan baru.......".PAK LURAH tertawa dan bekata"Hahahahahahahaha........berapa uangmu,apa yang kamu punya,seluruhnya,tidak akan cukup untuk membayar ini,apalagi mau mengganti pegangan baru.....kemana kamu akan mencari kayu yang sama.hey SIMBAR MUKO....aku tak butuh uangmu,aku tak butuh pula pegangan baru darimu.Apa yang kamu pinjam,itu pula yang harus kamu kembalikan.....!!!!
Pulanglah pak SIMBAR MUKO dengan hati yang begitu sedih dan perasaan yang tak menentu.Ketika tiba dirumah langsung dia ceritakan apa yang diminta PAK LURAH pada istri dan anak-anaknya.
Dalam sedih dan gundahnya hati pak SIMBAR MUKO,terdengar sayup-sayup bisikan ditelinganya,entah darimana asal bisikan itu,"SIMBAR MUKO.....SIMBAR MUKO.....bawa kampak patah itu ke kali sebatan,genggam erat dibagian yang patah,puasa dan bertapalah,memohonlah pertolongan Yang Maha Kuasa.Diceritakan pula bisikan itu pada istrinya,dan sebelum pak SIMBAR MUKO berangkat kekali untuk bertapa,dia berpesan pada istrinya agar setiap saat bisa menengoknya.
Tak terasa,empat puluh hari empat puluh malam sudah pak SIMBAR MUKO bertapa.dimalam keempat puluh itu,terdengar lagi bisikan ditelinganya,"SIMBAR MUKO.....SIMBAR MUKO.....buka matamu,rasakan dan lihatlah,apa yang terjadi digenggaman tanganmu,keiklasan,dan ketulusan hatimu telah membawa kamu melewati masa sulit ini,kamu berhasil......pulanglah dan segera kembalikan kampak itu....."
Seakan tak percaya dengan apa yang dirasakan genggaman tangan,dan apa yang dilihatnya,dia beranjak dari tempat bertapanya.Masih tak percaya lagi,empat puluh hari empat puluh malam berpuasa,dia bisa beranjak dengan penuh energi.
Gempar desa POROT akan berita kembalinya pak SIMBAR MUKO dengan kampak yang telah pulih seperti ketika dipinjam.Seperti apa yang yang dia dengar dari bisikan itu,segera pula pak SIMBAR MUKO pergi kerumah PAK LURAH untuk mengembalikan kampak yang dipinjamnya tanpa dia sadari banyak orang ikut menyusul dibelakangya.Baru sampai dihalaman,dari dalam rumah terlihat PAK LURAH keluar dengan sedikit berlari menyambut kedatangan pak SIMBAR MUKO.Seakan tak percaya,PAK LURAH menghampiri dan langsung memeluk erat pak SIMBAR MUKO."Aku menyesal,selama ini aku bersikap sangat tidak menyenangkan kepadamu dan masyarakat semua,aku mohon maaf......Hari ini,didepanmu dan didepan masyarakatku,disaksikan alam ini,dan Yang Maha Kuasa,aku katakan(SABDA PANDITA RATU),kamu dan sampai tujuh keturunanmu,akan menjadi penolong(pijat tulang patah) bagi sesama dan seluruh makhluk ciptaan Yang Maha Kuasa,dan aku beri nama (SANGKAL PUTUNG)........".
Suntingan : http://jonggoleret.blogspot.co.id/2012/04/asal-usulsejarah-sangkal-putung.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar